BOOK REVIEW
HARLITUS BERNIAWAN TELAUMBANUA
Center for Political Studies, University of Indonesia
Email: hberniawantel@gmail.com
“Demokrasi harus dilihat sebagai permainan yang ingin dimainkan selamanya. Dengan demikian, perlu untuk menahan diri agar tidak mematikan lawan atau melumpuhkannya sehingga tidak ingin bermain lagi besok.”
Di atas merupakan kutipan tentang cara pandang yang hilang dari negara demokrasi dewasa ini. Buku ‘How Democracies Die’ dari Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menjadi alarm bagi negara demokrasi baru. Buku ini menjelaskan bagaimana demagog lahir dan merusak negara yg mengklaim diri mapan dalam berdemokrasi. Itu sebabnya masing-masing negara perlu dibekali pengetahuan tentang cara mengidentifikasi sosok demagog yang berpotensi menyusup ke dalam demokrasi. Berbagai pengalaman rusaknya demokrasi yang dialami oleh berbagai negara menunjukkan semua negara rentan mengalami hal yang sama. Tidak terkecuali Amerika yang banyak muncul dalam pembahasan banyak dibahas sebagai negara yang berhasil disusupi demagog akibat tidak berfungsinya para “penjaga gerbang demokrasi”.
Untuk itu, buku ini mengingatkan pentingnya menghormati “norma” tidak tertulis dalam demokrasi yang salah satunya dirangkum dalam kutipan di awal. Aturan hanya akan menjadi kumpulan tulisan semata jika “norma menahan diri” tidak dijalankan. Selain norma tidak tidak tertulis, keberlangsungan demokrasi juga ditentukan oleh kesediaan mengedepankan kepentingan atas kekuasaan. Saat sosok demagog teridentifikasi akan masuk, setiap “penjaga demokrasi” harus melakukan apapun untuk mencegahnya, sekalipun harus dihadapkan pada pilihan harus bekerjasama dengan oposisi.
file Download
http://www.puskapol.ui.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/296-937-1-PB.pdf